Gaza, 9 Juni 2025 Sebuah kapal kemanusiaan bernama Madleen Flotilla disergap militer Israel saat berlayar di perairan internasional sekitar 200 km dari Gaza. Penyerbuan terjadi dini hari dan memicu kecaman dari berbagai belahan dunia. Kapal ini merupakan bagian dari koalisi internasional Freedom Flotilla yang membawa bantuan simbolis bagi penduduk Gaza yang selama ini hidup di bawah blokade Israel.
Kapal Kemanusiaan dengan Misi Moral
Madleen memulai pelayaran dari Italia pada 1 Juni 2025, membawa muatan berupa 100 kg beras, 250 kg tepung, susu bayi, dan alat medis ringan. Lebih dari sekadar bantuan, kapal ini membawa pesan solidaritas global dan penolakan terhadap blokade yang diberlakukan Israel sejak 2007.
“Kami berlayar bukan hanya membawa bantuan medis, tetapi juga membawa harapan dan solidaritas global terhadap rakyat Palestina yang selama ini terkepung dan terlupakan.”
— Yasmine Acar, Aktivis asal Jerman
Nama Madleen sendiri terinspirasi dari Madeleine Kurlab, nelayan perempuan pertama dari Gaza.
Penangkapan dan Deportasi Aktivis
Dalam penyerbuan yang dilakukan dengan dukungan lima kapal militer dan dua drone, pasukan elit Shayetet 13 menaiki Madleen dan memaksanya berlabuh di Pelabuhan Ashdod, Israel. Sebanyak 12 aktivis internasional ditahan, termasuk Greta Thunberg dan anggota Parlemen Uni Eropa Rima Hassan.
Greta dan tiga aktivis lainnya dideportasi pada 10 Juni melalui Bandara Ben Gurion ke Prancis dan Swedia.
Delapan aktivis lain, termasuk Rima Hassan, menolak menandatangani deportasi dan kini ditahan di Penjara Ramla untuk menghadapi proses hukum.
“Kami diculik dan dibawa paksa oleh Israel.”
— Greta Thunberg
Israel menuduh para aktivis terlibat dalam dukungan terhadap Hamas melalui "propaganda kemanusiaan", serta berencana memutar ulang video serangan 7 Oktober 2023 sebagai "pembelajaran moral" bagi para tahanan.
Gelombang Dukungan Global Mengalir
Insiden penyerbuan ini memicu gelombang reaksi internasional. Ribuan warga di Tunisia dan Afrika Utara melakukan konvoi darat menuju perbatasan Rafah dan Al-Arish untuk menantang blokade Israel secara langsung. Di sejumlah negara seperti Swedia, Prancis, Inggris, Turki, dan Yunani, aksi solidaritas dan protes publik terus bermunculan.
Amnesty International dan sejumlah organisasi HAM mengecam tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan menyebut penahanan para aktivis sebagai bentuk “penculikan lintas batas”.
Pertanyaan Hukum Internasional
Menurut Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), kapal sipil yang berlayar di perairan internasional tidak boleh diserang kecuali terbukti membawa ancaman langsung. Israel berdalih bahwa blokade laut yang diterapkannya sejak 2007 diakui secara hukum internasional sebagai tindakan keamanan.
Namun, pakar hukum dari McGill University dan sejumlah pengamat menyebut penyerbuan terhadap Madleen di perairan bebas sebagai bentuk pelanggaran terhadap hukum maritim internasional, terutama karena kapal tersebut tidak memuat senjata ataupun personel bersenjata.
Madleen: Simbol Perlawanan Non-Kekerasan
“Saat Israel takut pada satu kapal kecil yang membawa susu bayi dan logistik, itu menunjukkan betapa lemahnya mereka dan betapa kuatnya kita,” tulis jurnalis Palestina, Plestia Alaqad, dalam unggahan pribadinya.
Meskipun pelayarannya dihentikan secara paksa, Madleen berhasil menghidupkan kembali semangat solidaritas global untuk Palestina. Aksi damai ini menjadi simbol kekuatan sipil melawan kekuasaan militer.
Apa Langkah selanjutnya?
Kini saatnya kita terus mengawal beritanya, memperkuat dukungan, dan menyuarakan solidaritas. Mari viralkan, donasikan bantuan, dan lanjutkan boikot terhadap penjajahan serta semua pihak yang mendukungnya.
🔹 Pantau Proses Hukum
Ikuti terus perkembangan hukum terhadap delapan aktivis yang masih ditahan di Israel.
🔹 Tekanan Diplomatik
Dorong organisasi internasional dan negara-negara untuk menekan Israel agar menghentikan kriminalisasi terhadap aksi kemanusiaan.
🔹 Dukung Konvoi Darat
Aksi lanjutan seperti Global March to Gaza akan berlangsung pertengahan Juni. Ajak partisipasi dan sebar luaskan informasi.
Viralkan dan Donasikan
💡 Suarakan kebenaran.
📢 Bagikan artikel ini di media sosial dan jadilah bagian dari gerakan kemanusiaan global.
🤲 Salurkan dukunganmu melalui AdaOrangBaik.com dan jadi bagian dari langkah kemanusiaan yang lebih besar.